Manusia adalah mahluk sosial. Artinya manusia berkomunikasi. Hanya saja, sayangnya, berkomunikasi ini ternyata tidak mudah. Banyak orang yang ternyata tidak memiliki skill komunikasi yang cukup sehingga sering terjadi salah faham, friksi, gara-gara salah berkomunikasi saja. Pihak-pihak yang berkomunikasi tidak ada yang jahat, tetapi timbul ketegangan.
Kemampuan berkomunikasi itu ternyata harus dipelajari dan terus dipelajari sampai kita berhenti bernafas. Banyak orang yang berhenti belajar berkomunikasi karena merasa tidak memiliki masalah. Padahal banyak orang yang kesulitan berkomunikasi (dan bersosialisasi) dengan yang bersangkutan.
Bagi saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. (Saya sebutkan dulu saja ya. Pembahasannya lain kali.)
- Kenali lawan bicara (latar belakang yang berbeda; tua, muda, pendidikan, kultur, karakter, …)
- Hargai lawan bicara. Siapapun lawan bicara Anda!
- Santun
Nah. Sementara ini itu dulu saja. [nanti saya update]
Kenali lawan bicara. Ini diperlukan untuk memilih bahasa dan terminologi yang digunakan. Untuk anak muda, kita tidak perlu menjelaskan internet / mp3 / atau sejenisnya. Kalau untuk orang tua mungkin kita perlu jelaskan dulu. Untuk menjelaskan materi kuliah kepada dosen yang menguasai bidang itu tentu saja berbeda dengan memberikan penjelasan kepada anak SD. Maka, kenali lawan bicara kita.
Perbedaan kultur juga sering menjadi masalah. Ada kultur yang lebih formal cara berkomunikasinya. Ada yang lebih informal; tertawa, humor, mengejek, dan seterusnya. Kesalahpahaman sering terjadi karena perbedaan kultur ini.
Hargai lawan bicara. Nah, ini yang cukup sulit. Sering orang menilai orang lain berdasarkan latar belakang lawan bicara kita. Sering kali ini menyesatkan. Di sebuah bis (dalam sebuah perjalan di Amerika Serikat), saya duduk bersebelahan dengan orang yang saya kira gembel. Dia berpakaian kumel (parka tentara) sambil membawa karung (entah isinya apa). Saya santai saja membaca majalah PC magazine. Eh orang ini kemudian berkomentar tentang teknologi komputer. Waduh. Yang dia omongkan juga menunjukkan bahwa dia memiliki ilmu yang tinggi. Saya salah menilai orang dengan melihat penampilannya.
Bahkan biarpun orang yang kita ajak bicara juga memang sesuai dengan prejudice kita, tetap saja kita harus menghargai pemikirannya. Banyak hal yang tidak kita ketahui. We’re often wrong.
Santun. Nah ini juga susah. Bagi saya ini yang seringkali menjadi ganjelan. Saya orangnya senang yang to the point. Jadi ketika ada orang yang salah, maka saya bilang “Anda salah”. Ini tidak sesuai dengan budaya Timur … seharusnya saya bilang “Anda kurang tepat” (atau sejenisnya). Begitulah. Kita harus santun. Ini pula alasan saya memiliki blog; untuk belajar menyampaikan pendapat secara santun.
Filed under: Opini Tagged: komunikasi, postaday2011
Link to full article
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét